Susah Menghafal Hadits? Inilah Tips Mudah Yang Harus Sahabat Lakukan

ilustrasi menghafal hadits
ilustrasi menghafal hadits

Elfatica.com – Hai sahabat, sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa hadits merupakan salah satu dari dua warisan peninggalan Rasulullah yang harus kita jadikan pegangan agar selamat hidup di dunia dan akhirat. Yang pertama adalah Al-Qur’an dan yang kedua adalah hadits.

ilustrasi menghafal hadits
ilustrasi menghafal hadits. image credits: youtube

Untuk Al-Qur’an sudah banyak sekali cara dalam menghafalkannya, dan juga ada berbagai kompetensi dan lomba hafalan atau tahfidz yang rutin diadakan untuk menjaga hafalan Al-Qur’an kita. Namun bagaimana dengan hadits? Untuk hadits sendiri juga tidak kalah pentingnya dibanding Al-Qur’an, sampai para ulama dahulu banyak yang berupaya untuk menghafalkannya. Menghafalkan hadits ini merupakan cara klasik dari dulu yang dipakai oleh para ulama untuk meniti tangga thalabul ‘ilmi. Hal ini berdasarkan alasan bahwa dengan menghafal hadits maka seseorang akan memiliki pondasi yang kuat dalam menguasai ilmu fiqih, Al-Qur’an, akhlaq dan yang lainnya.

Tips Mudah Menghafal Hadits dari Para Ulama

Para ulama dulu memberikan petunjuk dan tips mudah dalam menghafalkan hadits sehingga terasa lebih mudah yaitu:

1. Meluruskan dan Membaguskan Niat

Mempunyai niat yang lurus dan ikhlas hanya karena Allah SWT merupakan kunci kebikan, kemudahan dan keberkahan dalam thalabul ‘ilmi. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Al-Khatib dalam kitab Al-Jami’li Akhlaq Ar-Rawi wa As-Sami (1843), yang menukil sebuah atsar dari Ibnu Abbas, bahwa ia mengatakan sebagai berikut, “Sesungguhnya kemampuan seseorang dalam menghafal hadits itu tergantung kepada niatnya.” Jadi jika niatnya lurus dan bagus maka insya Allah Allah SWT akan emmberikan kemudahan pada kita untuk lebih mudah dalam menghafalkannya.

2. Menjauhi Maksiat

Seorang thalabul ‘ilmi diperintahkan dengan sangat untuk menjauhi perbuatan maksiat. Hal ini karena maksiat adalah penghalang terbesar bagi thalabul ‘ilmi untuk mampu menghafal hadits dan menjaga hafalannya. Hal ini ditegaskan oleh Ibnu Abdil Bar dalam Jami’ Bayan Al-‘Ilmi (1195) yang menukil sebuah atsar dari Ibnu Mas’ud, dimana beliau mengatakan, “Sungguh aku memiliki prasangka kuat bahwa seseorang lupa terhadap ilmu yang telah dipelajarinya adalah karena dosa yang ia perbuat.”

Oleh karena hal tersebut Imam Asy-Syafi’i mengatakan, “Aku mengeluhkan jeleknya hafalanku kepada guruku (Waki’), lalu ia memberikan petunjuk kepadaku agar aku meninggalkan kemaksiatan, dan ia mengatakan bahwa ilmu adalah Cahaya dan Cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat.”

3. Memilih Waktu dan Tempat Yang Tepat Untuk Menghafal

Faktor berikutnya yang berpengaruh dalam mempermudah kemampuan dalam menghafal adalah dengan memilih waktu dan tempat yang tepat. Setiap orang yang paham dengan dirinya sendiri akan mengetahui kapan dia lebih mudah dalam menghafalkan hadits. Hal ini bisa sama atau berbeda dengan orang lainnya karena memang berbeda kesibukannya. Namun ulama salaf dalam hal ini memberikan anjuran untuk lebih memilih waktu malam untuk menghafal, terlebih pada waktu sahar (sepertiga malam terakhir). Hal ini seperti yang dikatakan oleh Al-Khatib dalam kitab Al-Jami’ (1873) yang menukil atsar dari Ismail bin Abu Uwais, bahwa ia mengatakan, “Jika engkau berkeinginan untuk menghafal suatu ilmu maka tidurlah di awal malam , lalu bangunlah di waktu sahar, lalu nyalakn lampu, lalu lihat dan hafalkan apa yang ingin egkau hafal. Maka insya Allah engkau tidak lupa setelahnya.”

Adapun untuk tempat yang bagus dalam menghafal adalah tempat yang aman dan tenang, jauh dari keramaian. Sahabat dapat memilih ruangan seperti kamar, kelas atau masjid. Dan memilih masjid sebagai tempat untuk menghafal hadit adalah jauh lebih utama karena akan lebih khusyu’ dan juga bisa melakukan shalat sunnah Ketika kondisi Sudha Lelah menghafal dan akan kembali bersemangat sesuadahnya.

4. Mengeraskan Bacaan yang Sedang Dihafalkan

Mengeraskan bacaan dari hadits yang sednag dihafalkan adalah salah satu metode yang banyak dipakai oleh ulama. Hal ini akan membantu mepercepat hafalan masuk ke otak, karena beberapa anggota badan ikut berperan dalam menghafal, seperti mata yang focus melihat ke kertas hafalan, lidah yang mengucapkan hafalan dan telinga yang dipakai untuk mendengarkan suara kita maka hal itu lebih cepat dan kuat dalam melengketkan hafalan ke otak.

5. Banyak Mengulang Bacaan dan Hafalan Agar Hafalan Semakin Kuat

Sesuai dengan perkataan Ibnul Jauzi dalam kitab Al-Hatstu ‘ala hifzhis sunnah (49) bahwa metode untuk meperkuat hafalan hadits adalah dengan banyak mengulang, sementara kemampuan manusia bertingkat dalam hal menguatkan hafalan. Ada orang yang hafalannya kuat dengan sedikit pengulangan, adapula yang tidak hafal kecuali setelah memperbanyak pengulangan. Dahulu Abu Ishaq Asy-Syairzai mengulang pelajaran sampai 100 kali. Sementara Hasan bin Abi Bakr An-Naisaburi menjelaskan, ”Saya tidak bisa mengafal kecuali saya mengulanginya sebanyak 50 kali.”

Hasan Al Bashri berkisah bahwa ada seorang ahli fiqih banyak mengulang pelajaran dirumahnya, sehingga seorang nenek yang tinggal dirumahnya kemudian mengatakan, ”Demi Allah, aku telah hafal.” Kemudian Hasan mengatakan kepadanya, ”Ulangilah.” Maka nenek tersebut bisa mengulanginya. Setelah nenek lewat beberapa hari , Hasan berkata kepada kepada nenek tersebut, ”Wahai nenek, ulangilah apa yang engkau dahulu hafal.” Nenek tersebut menjawab, ”Saya sudah tidak hafal.” Maka Hasan mengatakan, ”Oleh karena itu saya senantiasa mengulangi hafalanku agar tidak lupa sepeertimu.”

6. Mengelompokkan Jenis Hafalan

Imam Ahmad saat ditanya bagaimana caranya beliau dalam menjaga hafalan ratusan ribu hadits maka beliau menjawab, ”Aku mengelompokkannya”.

Mengelompokkan hafalan hadits adalah upaya menertibkan hafalan hadits agar lebih mudah dihafal dan diingat. Hal ini karena seseorang yang memasukkan hafalan ke otaknya secara tertib maka ia akan mudah mengeluarkannya dengan tertib juga. Cara mengelompokkan bisa dengan berpatokan pada angka seperti menggunakan kelipatan lima, sepuluh dan lainnya, atau mengelompokkannya per bab.

7. Menyetorkan Hafalan Kepada Kawan, Orangtua, atau Pembimbing Secara Rutin

Agar lebih mudah dan lebih istiqamah dalam menghafal maka seseorang penghafal hadits harus secara rutin menyetorkan hafalannya kepada kawan, orangtua atau pembimbingnya. Hal ini karena seseorang penghafal yang sendirian akan cepat bosan dan tidak bersemangat dan mudah putus asa saat tidak hafal. Selain itu dengan meyetorkan hafalan maka kita akan diingatkan jika ada bacaan yang keliru, dan ada orang yang selalu menagih dan menyemangati kita agar bisa selesai sesuai dengan target yang diinginkan.

8. Selalu Menjaga Hafalan

Selalu menjaga hafalan dengan cara senantiasa mengecek hafalan dan mengulanginya pada waktu yang berbeda. Hafalan walaupun kuat jika tidka pernah diulangi maka bisa dipastikan akan lupa. Hal ini karena lupa adalah sifat bawaan manusia yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu dengan sering mengecek hafalan dan mengulanginya maka hafalan akan tetap kuat terjaga. Hal ini seperti kisah dimana ada seorang yang menanyakan kepada Al-Asma’i, ”Bagaimana engkau bisa masih hafal, sedangkan temanmu yang lain sudah lupa?” ia menjawab, ”Aku selalu mengulanginya sementara temanku meninggalkannya.”

Seorang penghafal hadits harus mempunyai jadwal khusus untuk mengulangi hafalan hadits yang pernha dihafalnya baik harian, pekanan atau bulanan. Dengan demikian ia akan selalu bisa mengecek hafalan hadits yang ia miliki.

9. Mengamalkan Hadits yang Telah Dihafal

Mengamalkan hadits-hadits yang dihafalkan adalah salah satu bagian dari ihya’us sunnah (menghidupkan sunnah). Disamping hafalan akan semakin kuat menghujam ke dalam otak jika kita mengamalkannya. Ibnu Abdil Bar dalam kitab Jami’ Bayan Al’Ilmi (1274) menukilkan atsar dari Sufyan Ats-Tsauri, bahwa ia mengatakan, ”Ilmu itu memanggil untuk diamalkan. Jika panggilannya dijawab maka ia akan tetap bersama pemiliknya, namun jika panggilannya tidak dijawab maka ilmu itu akan pergi.” Imam Waki’ juga mengatakan, “Kami membantu hafalan kami dengan mengamalkannya.”

Demikianlah sahabat Elfatica, 9 tips mudah dalam menghafalkan hadits yang harus kita pahami dan amalkan. Semoga dapat menambah wwasan dan semangat dalam menghafalkan hadits sehingga kita dapat lebih mudah dalam menguasai ilmu fiqih, Al-Qur’an, akhlaq dan lainnya. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!