Dua Waktu Tidur Yang Terlarang Bagi Seorang Muslim Yang Wajib Diketahui

ilustrasi anak tidur nyenyak
ilustrasi anak tidur nyenyak

Elfatica.comInilah 2 waktu tidur yang terlarang bagi seorang muslim yang wajib diketahui. Siapasih yang tidak pernah tidur dan tidak mau tidur? Tentu tidak ada kan ya, sebab Rasulullah Muhammad SAW saja beristirahat sejenak atau tidur sebentar untuk menghilangkan kelelahan saat malam hari sebelum bangun kembali untuk melakukan shalat tahajud. Rasulullah SAW mengatakan bahwa tubuh kita mempunyai hak untuk beristirahat. Di dalam ilmu kesehatan juga tidur merupakan aktivitas yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Tidur juga meremajakan kembali kulit tubuh dan menyegarkan jiwa.

ilustrasi anak tidur nyenyak
ilustrasi anak tidur nyenyak. image credits: kompas

Namun, ternyata ada saat dimana kita dinasehatkan oleh Rasulullah untuk tidak tidur pada saat itu. Waktu itu terbagi menjadi dua waktu dimana hendaknya dihindari.  Apa saja waktu yang dilarang tidur oleh Rasululah itu dan juga alasannya, berikut ini kita uas bersama.

Dua Waku Tidur Yang Terlarang Bagi Seorang Muslim

Berikut ini adalah dua waktu tidur yang dilarang bagi umat Islam sebagaimana dinasehatkan oleh Rasulullah SAW:

1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh

Tidur di pagi hari setelah shalat subuh ternyata tidak baik. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad sebagai berikut:

Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya,” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).

Selain itu Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan yang ada pada awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu tersebut dengan tidur, dimana beliau berkata: “Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa,” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).

Ternyata banyak sekali keutamaan waktu di awal hari setelah shalat subuh hingga terbitnya matahari sehingga Rasulullah SAW berdoa sebagaimana dalam hadits diatas, dan juga ulama-ulama terdahulu tidak ada yang menganjurkan untuk tidur kembali setelah shalat subuh. Yang ada bahkan malah melarangnya.

2. Tidur Sebelum Shalat Isya’

Selain tidur setelah shalat subuh hingga matahari terbit, ternyata ada lagi waktu dimana Islam melarang umatnya untuk tidur. Waku tersebut adalah sebelum shalat Isya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu: ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya,” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).

Sebagian besar hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan; “Sebagian besar ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya.” Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini terutama pada bulan Ramadhan, sebagaimana Abdullah bin Mubarak mengatakan, “Kebanyakan hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”

Namun ada juga uama yang melihat sabda Nabi ini dengan menjelaskan lebih detail lagi sebagai berikut:

Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.”

Demikianlah sahabat Elfatica.com tentang dua waktu tidur yang erlarang bagi seoraang muslim. Sebenarnya waktu-waktu tersebut tidak terlarang secara mutlak, namun jika dilihat dari faedahnya memang lebih baik jika tidak tidur di waktu tersebut. Wallahu a’lam bish shawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!