Kisah Nabi Idris AS, Manusia Pertama yang Pintar Menulis dan Membaca

ilustrasi kisah nabi idris
ilustrasi kisah nabi idris

Elfatica.comNabi Idris AS adalah penemu tulisan pertama dalam sejarah peradaban umat manusia sekaligus pintar membaca. Hal itu disebutkan dalam buku berjudul Kitab Peninggalan-Peninggalan Bersejarah Para Nabi karya Abdul Syukur al-Azizi. Pernyataan ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwiyatkan Muslim dari Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami, yakni: ”Dahulu, ada seorang nabi yang menulis dengannya (maksudnya menulis di atas pasir). Barang siapa sejalan dengan tulisannya, demikian itulah (tulisannya)”.

Hadis Nabi Muhammad SAW ini menjelaskan firman Allah SWT dalam Alquran surah Maryam (19) ayat 56 yang artinya: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut di dalam Alquran). Sesungguhnya, ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan, kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”

Siapakah Nabi Idris Itu?

Nabi Idris adalah  salah satu keturunan dari Nabi Syits anak yaitu terakhir Nabi Adam AS. Dan jika dilihat ke bawahnya maka beliau adalah leluhur dari Nabi Ibrahim atau ayah kakek Nabi Nuh. Nama Nabi Idris dulunya adalah Ukhnuh, dinamai dengan Idris karena beliau sering membaca kitabullah.

ilustrasi kisah nabi idris
ilustrasi kisah nabi idris. image credits:shutterstock

Nabi Idris AS juga dikenal sebagai manusia pertama yang menulis menggunakan pena. Para ilmuwan pernah menemukan beberapa potongan naskah kuno yang diklaim terkait dengan Nabi Idris AS. Hal itu termaktub dalam Surat Al ‘Alaq: 4-5.

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ

Artinya: (Yang mengajar) manusia menulis (dengan qalam). Orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris as. (Dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia (apa yang tidak diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya.

Oleh para sejarawan, naskah kuno itu disebut Kitab Henokh. Salah satu cerita dalam kitab itu berisi tentang peradaban tertua di bumi Lemuria, Atlantis yang hilang ditelan bumi. Juga, prediksi tentang banjir besar yang akan terjadi di bumi.

Para ilmuwan itu menduga Kitab Henokh ditulis Nabi Idris yang juga dikenal dengan nama Akhnukh  yang dalam bahasa Ibrani disebut Henokh.

Menurut Abdul Syukur, manusia sudah berbicara menggunakan 72 bahasa pada masa Nabi Idris AS. Saat berdakwah kepada kaumnya, ia sudah menggambar pembangunan kota-kota, sehingga kota yang berhasil dibangunnya berjumlah 188 kota.

Berdasarkan catatan sejarah, sekitar 3.500 hingga 3.000 SM, bangsa Sumeria (Irak) telah dikenal sebagai bangsa paling tua di dunia yang memiliki bukti kemampuan menulis. Pada 3.000 hingga 2.000 SM, bangsa Mesir juga menunjukkan bukti yang sama. Bahkan, sekitar 2.500 hingga 2.000 SM, bangsa Mesir membuat piramida, dan bangsa Sumeria (Babilonia) membuat taman gantung yang masih bisa disaksikan hingga saat ini.

Dalam catatan sejarah, bukti-bukti adanya karya tulis tertua memang ditemukan di tempat Nabi Idris menyeru kaumnya, yaitu tempat bangsa Sumeria. Hal ini semakin menguatkan bahwa Nabi Idris AS adalah manusia pertama yang mengenalkan tulisan.

Bahkan, beberapa tahun silam, ilmuwan modern dan para ahli arkeologi berhasil menemukan sejumlah perabotan dan barang-barang yang diperkirakan berusia 4.000 tahun. Beberapa benda yang berhasil ditemukan adalah sebuah lempengan dari tanah yang berasal dari zaman Sumeria. Di atas lempengan itu, terdapat tulisan tentang matematika dalam bentuk tulisan huruf paku.

Kisah Nabi Idris AS Dengan Malaikat Maut

Nabi Idris diriwayatkan tak henti beribadah siang dan malam sampai orang lain kesulitan utk menggambarkan giatnya ibadah Nabi Idris, bahkan malaikat maut Izrail pun rindu ingin bertemu dengan Nabi Idris.

Malaikat maut kemudian meminta izin kepada Allah untuk mengunjungi Nabi Idris, maka malaikat maut pun menemui Nabi Idris dalam bentuk manusia. Malaikat maut memberi salam kepada Nabi Idris dan duduk di sampingnya.

Nabi Idris alaihi salam biasa puasa Dahr, ketika tiba waktu berbuka maka ada malaikat yang membawakan makanan dari surga. Malaikat maut datang pada malam itu dengan membawa makanan dari syurga, Nabi Idris berbuka dengan makan itu dan berkata kepada malaikat maut: ” Engkau makanlah juga.” Namun malaikat maut tidak memakannya.

Di dalam kitab sahih telah disebutkan bahwa Rasulullah SAW, bertemu dengannya pada malam beliau menjalani isra, sedangkan Nabi Idris berada di langit yang keempat.

Menurut Ibnu Abbas, firman Allah SWT tentang Idris terdapat dalam Al-Qur’an Surat Maryam:

Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (QS. Maryam: 57)

Sesungguhnya Allah SWT mewahyukan kepadanya, “Sesungguhnya Aku akan mengangkat bagimu setiap harinya amal perbuatan yang semisal dengan semua amal perbuatan anak-anak Adam (Seluruh manusia).” Maka Idris menginginkan agar amalnya terus bertambah.

Kemudian datanglah seorang malaikat yang terdekat dengannya. Idris berkata kepada malaikat itu, “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan anu dan anu kepadaku, maka bicaralah kamu kepada malaikat maut agar sudilah ia menangguhkan ajalku supaya amalku makin bertambah. “

Malaikat itu akhirnya mambawa Idris di antara kedua sayapnya, lalu naik ke langit. Ketika sampai di langit keempat, malaikat maut yang sedang turun bertemu dengannya. Maka malaikat yang membawanya mengemukakan apa yang dimaksudkan oleh Idris.

Malaikat maut bertanya, “Sekarang Idris ada di mana?” Malaikat itu menjawab, “Dia sekarang ada di pundakku.” Malaikat maut berkata, “Aku heran, mengapa aku diperintahkan untuk mencabut roh Idris di langit keempat. Pada mulanya aku bertanya, mengapa aku mencabut roh Idris di langit keempat, sedangkan ia berada di bumi?” Akhirnya roh Nabi Idris dicabut di langit yang keempat.

Di dalam riwayat ini disebutkan pula bahwa malaikat yang terdekat dengan Idris ketika menanyakan kepada malaikat maut tentang ajal yang masih tersisa bagi Idris, malaikat maut menjawab. ”Saya tidak tahu, nanti saya akan lihat dahulu.” Malaikat maut melihat buku catatannya, kemudian berkata, “Sesungguhnya kamu menanyakan kepadaku tentang seorang lelaki yang tiada tersisa bagi ajalnya selain dari sekejap mata”.

Lalu malaikat maut memandang ke arah bawah kedua sayapnya, tiba-tiba ia melihat Idris telah dicabut nyawanya, sedangkan malaikat maut itu tidak menyadari bahwa dirinya telah mencabutnya.

Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan bahwa Nabi Idris diangkat ke langit dan tidak mati, perihalnya sama dengan pengangkatan Nabi Isa.

Ibnu Abbas berkata sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (Maryam: 57) bahwa Idris diangkat ke langit yang keenam dan wafat di tempat itu. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak ibnu Muzahim.

Malaikat maut mencabut nyawanya Nabi Idris, maka saat itu juga beliau wafat. Malaikat maut menangis dan berdoa kepada Allah agar mengembalikan nyawa sahabatnya, Idris. Allah mengabulkan doanya dan menghidupkan kembali Nabi Idris alaihi salaam.

Malaikat maut merangkul Nabi Idris yg hidup kembali sambil bertanya: “Wahai saudaraku, bagaimana rasanya pahitnya kematian ?” Nabi Idris menjawab : “Sesungguhnya hewan ketika dikuliti hidup-hidup, maka sakitnya kematian 1.000 kali lipat lebih berat daripada hal itu.” Malaikat maut berkata : “Padahal aku mencabut nyawamu dengan halus dan itu belum pernah aku lakukan kepada seorang pun sebelumnya.”

“Wahai malaikat maut, aku masih punya kebutuhan lain terhadapmu, aku ingin melihat neraka jahannam, dan aku akan beribadah kepada Allah ta’ala setelah melihat tali kekang dan hiruk pikuk jahannam,” kata Nabi Idris.

Malaikat maut menjawab : “Bagaimana bisa aku pergi keneraka Jahannam tanpa adanya perintah dari Allah ta’ala ?” Allah pun memberinya perintah. Malaikat maut membawa Nabi Idris ke neraka jahannam, di sana beliau melihat semua hal yang Allah ciptakan untuk musuh-musuhnya mulai dari rantai, belenggu, tali kekang, ular, kalajengking, api, ter, zaqqum dan air panas. Setelah itu kemudian keduanya kembali.

“Wahai malaikat maut, aku punya kebutuhan lagi terhadapmu, aku ingin engkau membawaku ke syurga, aku ingin melihat apa yang Allah ciptakan untuk para kekasih-Nya dan aku akan menambah lagi ibadahku.” kata Nabi Idris lagi.

Malaikat maut menjawab : “Bagaimana bisa aku pergi ke surga tanpa adanya perintah dari Allah ta’ala ?” Allah pun memberinya perintah. Malaikat maut membawa Nabi Idris sampai ke pintu surga, dari sana Nabi Idris bisa melihat kenikmatan-kenikmatan, kerajaan yg agung, hadiah yg luar biasa, pohon-pohon, sungai-sungai dan buah-buahan.

Nabi Idris berkata : “Wahai saudaraku malaikat maut, aku telah merasakan pahitnya kematian, telah melihat hiruk pikuk neraka jahannam, apakah engkau mau memohon kepada Allah agar mengizinkanku masuk ke dalam surga dan meminum airnya agar hilang pahitnya kematian ?”

Malaikat maut meminta izin kepada Allah dan Allah pun mengizinkan Nabi Idris untuk masuk ke dalam surga dan kemudian keluar lagi. Maka masuklah Nabi Idris alaihis salaam kedalam surga dan beliau meninggalkan sandalnya di bawah pohon yang ada di surga lalu keluar.

Nabi Idris berkata : “Wahai malaikat maut, sendalkau tertinggal di dalam surga.” “Kalau begitu kembalilah dan ambil sendalmu.” kata malaikat maut.

Mukjizat dan Keistimewaan Nabi Idris AS

Allah SWT memberikan mukjizat dan keistimewaan kepada nabi Idris AS, dimana tidak ada seorangpun yang diberikan Allah kemampuan itu sebelumnya. Mukjizat-mukjizat tersebut antara lain:

1. Manusia Pertama yang Pandai Membaca dan Menulis

Nabi Idris Alaihissalam merupakan manusia pertama yang pandai membaca dan menulis dengan menggunakan pena. Allah memberikan 30 sahifah atau suhuf kepada Nabi Idris Alaihissalam. Sahifah atau lembaran – lembaran ini berisi petunjuk dari Allah yang harus disampaikan oleh Nabi Idris Alaihissalam kepada umatnya.

2. Memiliki Banyak Pengetahuan

Mukjizat Nabi Idris Alaihissalam lainnya adalah pengetahuan yang dimilikinya. Allah menganugerahkan Nabi Idris Alaihissalam pengetahuan yang luas mengenai banyak hal. Bukan hanya kemampuan membaca dan menulis saja, Nabi Idris Alaihissalam juga memiliki pengetahuan tentang cara merawat kuda, ilmu perbintangan atau falaq, hingga pengetahuan tentang ilmu berhitung atau matematika.

Berbagai pengetahuan yang luas tersebut menjadikan Nabi Idris Alaihissalam sebagai manusia yang cerdas, pandai, dan juga bijak. Banyak orang yang datang kepada Nabi Idris untuk mendapatkan nasehat dan berkonsultasi.

3. Nabi Yang Sangan Rajin dan Gemar Belajar

Nama Nabi Idris Alaihissalam sendiri berasal dari kata Darasa yang memiliki arti belajar dalam bahasa Arab. Nama ini sesuai dengan karakter dan sifat Nabi Idris Alaihissalam yang suka mempelajari banyak hal dan sangat rajin mengkaji ajaran Allah. Bahkan, Nabi Idris Alaihissalam juga tidak pernah berhenti untuk menkaji ajaran Allah kepada Nabi Adam Alaihissalam dan juga ajaran Allah yang disampaikan kepada dirinya.

Selain mengkaji ajaran Allah pada Nabi Adam Alaihissalam dan dirinya, Nabi Idris Alaihissalam juga senang mempelajari berbagai fenomena yang ada di alam semesta. Beliau menganggap bahwa segala hal yang terjadi di muka bumi dan di alam semesta merupakan suatu ayat dan pertanda yang disampaikan Allah kepada hamba-Nya yang mau berpikir.

4. Manusia Pertama yang Membuat Pakaian

Sebelumnya, orang – orang terbiasa menggunakan kulit binatang secara sederhana sebagai pakaian. Kulit binatang tersebut dipakai apa adanya untuk menutupi aurat dan alat vital manusia. Namun, Nabi Idris Alaihissalam menjadi manusia pertama yang membuat pakaian.

Kulit binatang tersebut dipotong dan dijahit oleh Nabi Idris Alaihissalam sehingga dapat menutupi aurat dan alat vital manusia dengan lebih baik. Pengetahuan mengenai cara memotong dan menjahit kulit binatang untuk dijadikan pakaian baru digunakan oleh Nabi Idris Alaihissalam saja dan berkembang setelahnya.

Demikianlah kisah nabi Idris AS yaitu salah satu nabi yang tercantum kisahnya dalam Al-Qur’an dan merupakan nabi dan rasul kedua yang wajib kita Imani setelah nabi Adam AS. Semoga dapat menambah pengetahuan dan kecintaan kita kepada Allah SWT, menambah semangat kita untuk banyak membaca kisah para nabi sehingga dapat mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa terdahulu, sehingga tidak akan mengulangi kelakuan orang-orang yang iberi azab karena ingkar dan durhaka terhadap Allah SWT.

Disarikan dari:
1. Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Ilmu Sunni-Salafiyah KTB
2. PAUD IT Al Hasanah Bengkulu
3. INews
4. Republika

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!