Elfatica.com Tahukah Anda dengan kisah perang Mu’tah? Ya, perang Mu’tah adalah salah satu pertempuran dengan perbandingan pasukan yang sangat tidak seimbang antara pasukan kaum muslimin Madinah yang berjumlah 3000 orang dengan kaum kafir yang berjumlah 200.000 orang. Namun berkat lindungan Allah SWT maka akhirnya pertempuran dimenangkan oleh kaum muslimin.
Dinamakan dengan perang Mu’tah, karena peperangan ini meletus di Kampung Mu’tah, sebuah desa yang terletak di perbatasan Syam. Desa yang ada di tepi Sungai Jordan ini, kini masuk dalam provinsi Kerak, wilayah Yordania. Di dekat kampung ini, terjadi peperangan antara bangsa Arab yang sudah memeluk Islam dengan gabungan bangsa Arab pemeluk Nashara dan Bangsa Eropa. Bahkan, beberapa literatur menyebutkan, perang ini adalah perang pertama umat Islam melawan bangsa Barat.
Perang ini terjadi pasca-Perjanjian Hudaibiyah. Saat itu, Rasulullah mengirimkan delegasi ke berbagai kawasan untuk menyampaikan pesan damai agama Islam melalui surat yang ditulisnya. Salah satu delegasi dikirim pada Gubernur Bashrah, Syurahbil bin ‘Amr al-Ghassani, yang sat itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Romawi Bizantium.
Pada perang ini para panglima pasukan muslimin gugur. Ketika kabar gugurnya para pimpinan perang itu sampai kepada Rasulullah, beliau bersabda, “Panji perang dipegang Zaid bin Haritsah kemudian dia bertempur hingga gugur sebagai syahid, lalu panji perang diambil alih oleh Ja’far bin Abu Thalib, diapun bertempur hingga gugur sebagai syahid.”
Kemudian beberapa saat Rasulullah terdiam sejenak hingga rona wajah orang-orang Anshar berubah dan mengira telah terjadi sesuatu yang tidak mereka sukai pada Abdullah bin Rawahah.
Setelah itu Rasulullah kembali melanjutkan sabdanya, “Kemudian panji perang diambil alih oleh Abdullah bin Rawahah, lalu dia bertempur hingga gugur sebagai syahid.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terus melanjutkan sabdanya, “Diperlihatkan kepadaku dalam mimpi, bahwa mereka berada di surga di atas singgasana terbuat dari emas. Aku melihat singgasana Abdullah bin Rawahah miring tidak seperti singgasana dua sahabatnya.
Karena penasaran dengan sabda Rasulullah SAW, salah seorang sahabat kemudian bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa singgasana Abdullah bin Rawahah miring?”
Rasulullah SAW kemudian menjawab pertanyaan tersebut. Dikatakan kepadanya, “Tatkala Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abu Thalib maju ke medan laga tanpa ragu, sedang Abdullah bin Rawahah sedikit ragu sebelum ia bertempur.”
Sumber: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah – Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani