Resensi Buku Talbis Iblis Karya Ibnul Jauzi

 talbis iblis

Sesungguhnya secara umum manusia telah mengetahui bahwa syetan adalah musuh yang nyata. Hal ini seperti telah dijelaskan dengan firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al Baqarah 168-169 yang artinya, “Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Sungguh, syetan itu musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya (syetan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan yang tidak kamu ketahui tentang Allah. ”

Awal Permusuhan Syetan Terhadap Manusia

Permusuhan dari syetan kepada umat manusia sudah dimulai saat penciptaan manusia pertama yaitu nabi Adam AS. Seusai Allah menciptakan Adam, Allah perintahkan para Malaikat dan Iblis yang kala itu bersama Malaikat, agar mereka semua bersujud kepada Adam. Semua Malaikat tunduk dengan perintah ini, sementara Iblis enggan karena kesombongannya. Dia merasa jauh lebih baik dari pada Adam, hanya karena alasan perbedaan asal penciptaan, Iblis berkata, “Saya lebih baik dari pada Adam. Engkau ciptakan aku dari api, sementara dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. al-A’raf: 12).

Iblis merasa aneh dan merena dilecehkan jika harus sujud kepada Adam, Iblis mengatakan, “Apakah aku harus bersujud kepada orang yang Engkau cipatakan dari tanah?” (QS. al-Isra’: 61).

Sampai Iblis meminta pertanggung jawaban Allah, mengapa Dia lebih memuliakan Adam dari pada dirinya, Iblis berkata, “Sampaikan kepadaku, mengapa Engkau lebih memuliakan orang ini dari pada aku?” (QS. al-Isra’: 62).

Dan karena demikian kesombongnya itulah, Allah menghukum Iblis dengan membalik keadaannya, Allah berfirman: “Keluar kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina”. (QS. al-A’raf: 13).

Di saat itulah, Iblis mengangkat sumpah suci, untuk mewujudkan dendam kesumat kepada seluruh manusia, Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (Qs. Al-A’raf: 16 – 17).

Permusuhan Abadi Antara Iblis dan Manusia

Dalam penciptaan Allah tidak ada sosok yang secara terang-terangan menyatakan diri menjadi musuh manusia, selain Iblis. Untuk itu, Allah sering mengingatkan manusia untuk menjadikannya sebagai musuh yang nyata “..Sesungguhnya setan musuh paling terang-terangan bagi manusia.” (QS. Yusuf: 5).

Dari Jabir, Nabi ‘alaihis shalatu was salam bersabda, “Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya….’” (HR. Muslim 2813).

A’isyah pernah bertanya kepada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, apakah ada setan yang selalu mengiriku?’ ”Ya, benar.” jawabn Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. ’Apakah setiap manusia, ada setan yang mengiringinya?’ Tanya A’isyah lebih lanjut. ”Ya.” Jawab beliau. ’Termasuk anda, ya Rasulullah?’ tanya A’isyah. ”Ya, namun Allah menolongku untuk menaklukkannya, sehingga dia masuk islam.” (HR. Muslim 2815).

Demikian gencar Iblis dan pengikutnya dalam menggoda manusia. Mereka rela tidak tidur untuk menyesatkan manusia. Hasan al-Bashri pernah ditanya, ”Apakah Iblis itu tidur?” jawaban beliau,“Kalau Iblis tidur, kita bisa istirahat.”

Buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi

Keterangan di atas merupakan ringkasan dari buku Talbis Iblis, karya Imam Ibnul Jauzi. Ulama besar dari Baghdad yang wafat tahun 550 H.

  • Talbis Iblis artinya tipuan Iblis. Sesuai namanya, buku ini mengupas puluhan tipuan Iblis yang umumnya kurang disadari manusia.
  • Tipuan dalam masalah aqidah, ibadah, atau muamalah.
  • Tipuan untuk orang kaya, miskin, atau umumnya manusia,
  • Tipuan khusus untuk kaum wanita.

Sebagian besar, Ibnul Jauzi mengkhitik habus terhadap berbagai kebiasaan ’bodoh’ yang dilakukan penganut sufi. Mereka jadikan amalnya sebagai ibadah, padahal sejatinya hanya tipuan iblis yang durhaka.

Ibnul Jauzi juga membahas masalah karamah dan berbagai kejadian luar biasa yang dialami ’manusia sakti’ berkedok tokoh agama. Sayangnya orang awam menganggapnya wali.

Beliau membuktikan berbagai tindakan salah yang dilakukan masyarakat awam, dan itu diniatkan sebagai ibadah. Beliau bandingkan dengan kebiasaan para ulama.

Sebagai contohnya adalah sebagai berikut:

  • Banyak orang yang lebih memperhatikan kekhusyuan shalat tahajud, atau shalat sunah lainnya, sementara dia tidak menghadiri shalat wajib berjamaah di masjid.
  • Ada juga manusia mampu yang sok menampakkan zuhud, dengan berlagak miskin. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengajarkan zuhud dengan sikap sok miskin.
  • Ada yang menggunakan pakaian tambal-tambal, agar disebut zuhud. Dia niatkan itu dalam rangka ibadah. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengajarkan ibadah dalam bentuk memakai pakaian tambalan.
  • Ada yang sok tawakal, tidak bekerja, tidak mencari nafkah. Hidupnya dihabiskan beri’tikaf di masjid. Menelantarkan anak dan istrinya.
  • Banyak orang yang rajin menghadiri majlis mujahadah, dzikir berjamaah. Sementara mereka enggan mendengarkan kajian ilmu yang membahas halal-haram dalam syariat.
  • Betapa banyak orang miskin yang berusaha menampakkan kemiskinannya kepada masyarakatnya. Dengan harapan mereka akan berbelas kasihan kepadanya.
  • Banyak wanita yang menolak ajakan suaminya, dengan alasan itu bukan maksiat.
  • Dan masih banyak lagi rutinitas keliru, namun menjadi kebiasaan masyarakat.

Banyak pelajaran penting yang bisa kita dapatkan dari buku ini. Menunjukkan betapa manusia sangat butuh ilmu dan pemahaman agama yang benar. Hanya dengan modal ini – setelah hidayah dari Allah – seseorang bisa selamat dari tipuan iblis dan sekutunya.

Imam al-A’masy menceritakan, Saya pernah mendapat informasi dari seseorang yang bisa berbicara dengan jin. Jin mengaku, “Tidak ada manusia yang paling berat untuk kami goda, melebihi orang yang mengikuti sunah. Sementara orang yang mengikuti hawa nafsunya, aku bisa permainkan mereka sesukaku.”

Dan Sungguh, Fitnah dan tipu daya syetan sangat banyak. Pada sebagian lembar demi lembar akan diulas secara mendalam buku talbis Iblis. Dalam buku Talbis Iblis karya Imam Ibnul Jauzi rahimahullah , beliau mengulas metode pemaparan beberapa masalah yang diperdebatkan oleh para ulama madzhab, perilaku para ahli fiqih, ahli hadits, ahli bahasa, pakar lughoh , ahli baca Al Qur’an (qurra), dan lain sebagainya, rnenerangkan kekeliruan yang dihembuskan Iblis kepada mereka, yang dilengkapi dengan ulasan, komentar, dan kritik. Ibnul Jauzi rahimahullah mengulas masalah tersebut secara sistematis: madzhab per madzhab, dan karakter demi karakter; memilah mana pendapat yang benar dan mana yang salah; dan mengonter berbagai asumsi tidak benar yang dikemukakan para ulama.

Buku ini terdiri dari tiga belas bab. Uraian terpanjang terdapat pada bab kelima tentang “Tipu Daya Iblis dalam Masalah Akidah dan Agama” dan bab kesepuluh tentang “Tipu Daya Iblis terhadap Aliran Sufi”. Pada bab kesepuluh ini, Ibnul Jauzi mengurai secara panjang lebar masalah tersebut setebal lebih dari 200 halaman, sebanding dengan setengah tebal buku ini. Bab ini menempati posisi terpenting dan bahasan paling menarik, kitab Talbis Iblis pada porsi yang cukup besar membahas tuntas talbis iblis pada kalangan sufi tasawuf, pada bab tersebut tidak lepas dari semangat zaman kala Ibnul Jauzi hidup. Saat itu, tasawuf mengalami perkembangan sangat pesat dan melahirkan berbagai aliran.

Untuk menghadapi konfrontasi dengan paham yang telah melahirkan berbagai perbuatan khurafat, takhayul, dan mistis ini, sangatlah tepat bila Ibnul Jauzi mengulas sangat mendetail tentang tasawuf dan sufi. Terlebih, pemikiran mereka sudah terlanjur merebak dan menjangkiti kalangan awam di mana pun sepanjang zaman, kecuali mereka yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.

referensi: eramuslim, konsultasisyariah.

Author

error: Content is protected !!