Elfatica.com – Doa memiliki adab-adab yang wajib diperhatikan oleh orang yang berdoa agar apa yang diminta bisa terkabulkan dan hajatnya terlaksana. Di antara adab-adab tersebut adalah:
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi bersabda; “Berdoalah kepada Allah, dan yakinlah doa kalian akan diijabahi. Sebab, Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang kosong dan lalai.” HR. Tirmidzi dan Hakim
Abu Sulaiman Ad Darany berkata, “Barangsiapa ingin berdoa memohon suatu keperluan kepada Allah, hendaklag ia memulainya dengan berkhalwat atas Nabi, kemudian baru meminta keperluannya, lalu menutupnya dengan bershalawat atas nabi. Sebab, Allah menerima doa yang terletak di antara dua sholawat, dan Dia Maha Pemurah dari menolak doa yang terletak di antara keduanya.”
Said bin Musayyib meriwayatkan bahwa Umar bin Khaththab ra berkata, “Doa akan tertahan di bawah langit sampai pemiliknya bershalawat atas Nabi. Apabila sudah bershalawat, maka doa baru akan diangkat.”
Dikatakan kepada Ibrahim bin Adham ra, “Kenapa kita sudah berdoa tapi tidak juga dikabulkan?” Ia menjawab, “Karena kalian mengetahui Allah tapi tidak menaati-Nya. Kalian mengetahui Rasulullah tapi kalian tidak mengikuti sunnah beliau. Kalian mengetahui Al Qur’an tapi kalian tidak mengamalkannya. Kalian makan nikmat-nikmat Allah tapi kalian tidak mau mensyukurinya. Kalian mengetahui surga tapi kalian tidak berusaha mendapatkannya. Kalian mengetahui neraka tapi kalian tidak berusaha lari darinya. Kalian mengetahui setan tapi kalian tidak memusuhinya bahkan mengikutinya. Kalian mengetahui kematian (pasti datang) tapi kalian tidak mempersiapkan bekal untuknya. Kalian kuburkan orang meninggal tapi kalian tidak mengambil pelajaran darinya. Kalian membiarkan aib sendiri dan sibuk dengan aib orang lain.”
“Barang siapa tidak mau memohon kepada Allah, niscaya Allah akan murka kepadanya.” HR. At Tirmidzi dari Abu Hurairah.
Keridhaan Allah berada pada doa dan menaatiNya. Bila Allah sudah ridha, maka segala kebaikan berada dalam keridhaan-Nya, sebagaimana semua musibah berada dalam kemurkaan dan maksiat kepada-Nya.
.*disarikan dari buku Terapi dengan Ibadah, karya Hasan bin Ahmad Hammam, et al