Google search engine
Home Nasihat & Motivasi Kemanakah Kulabuhkan Hati Ini

Kemanakah Kulabuhkan Hati Ini

Rp65.000

Penulis : Budi Ashari, Lc, Herfi Ghulam Faizi, Lc, Elvin Sasmita, S. Kom
Isi : HVS, B/W, 128 halaman
Penerbit : Pustaka Nabawiyyah
Sampul: soft cover

Description

“Ini benar-benar kunci keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga. Jika suami istri memegang kuat-kuat konsep yang terdapat dalam Surah An Nisa’: 34, maka itulah jaminan berlayarnya bahtera tanpa masalah berarti. Walau ombak bisa menggulung setinggi gunung. Tetapi jika sebaliknya, yang terjadi adalah ketidaknyamanan terus menghantui sejak di pelabuhan pertama. Hingga sampan mulai dikayuh. Apalagi ketika langit mulai gelap.”

Untaian kalimat di atas merupakan pembuka dalam buku bertajuk “Kemanakah Kulabuhkan Hati Ini?”. Setelah mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, tim Parenting Nabawiyyah kembali menerbitkan buku bertema keluarga berbasis nubuwwah. Inilah buku seri ke-2, setelah “Inspirasi Rumah Cahaya”. Kali ini Budi Ashari, Lc tidak menulis sendiri, namun dibantu pula oleh Elvin Sasmita, S.Kom, dan Herfi Ghulam Faizi, Lc.

Sekilas judul buku ini diperuntukkan hanya untuk para bujangan atau jomblo. Tapi tidak!  Buku ini memaparkan konsep bagi siapapun yang ingin memiliki keluarga sesuai Al Qur’an dan sunnah. Baik bagi yang belum siap mengarungi bahtera rumah tangga, yang sedang memilih dan memilah pasangan jiwa, maupun yang ingin segera mengakhiri masa lajangnya. Bahkan, buku ini sangat tepat untuk keluarga yang sudah berpuluh-puluh tahun hidup bersama. Serta bagi yang ingin mencari menantu untuk anak-anak tercintanya.

Begitu banyak keluarga yang hari ini bengkok oleh hantaman zaman, berbagai ajaran yang jauh dari ajaran Islam telah merusaknya. Tanpa disadari, telah membuat biduk rumah tangga terombang-ambing ketidakjelasan. Tidak jelas kemana arahnya. Tidak jelas siapa nahkodanya. Tidak jelas nasib penumpangnya. Di tengah badai yang siap melumat semuanya. Maka, kembali pada potret keluarga dalam Qur’an dan sesuai risalah kenabian adalah sebuah kebutuhan mendasar. Solusi berbagai permasalahan.

Budi Ashari, Lc menuliskan “di kebanyakan rumah hari ini, qowamah (kepemimpinan) ada di tangan wanita! Maka bercampur aduklah pemahaman, guncanglah timbangan, dan lenyaplah nilai. Begitu banyaknya efek. Di antaranya keluarga yang retak dan terurai antara suami tanpa kepemimpinan dan istri yang bebas berbuat. Serta anak-anak yang menjadi korban di antara ayah dan ibu yang berbeda dan bertikai.”

Alumni Fakultas Hadist dan Dirosah Islamiyyah di Al Jami’ah Al Islamiyyah di Madinah Nabawiyyah ini , memaparkan dua hal yang wajib ada pada pada laki-laki. Dua hal tersebut adalah KELEBIHAN (kekuatan dan keberanian) dan NAFKAH yang dijabarkan dalam bab “Suami Setegar Pilar”.

Sedangkan terkait istri dipaparkan dalam bab “5 Kriteria Istri dalam An Nisa’: 34”. Lima hal tersebut meliputi: taat kepada Alloh, taat kepada suami, ikhlas dalam ketaatan, menjaga dirinya dan cintanya saat suami tidak ada, dan menjaga harta suami dengan baik. Semua itu terkemas dalam satu kata: SHOLIHAH.

Selain mambahas kriteria suami istri, buku ini memaparkan “Melewati Masa Bujangan dengan Penuh Makna”. Herfi Ghulam Faizi Lc menuliskan dengan bahasa yang sangat menggugah. Menurutnya, “Hidup membujang, antara pilihan dan keterpaksaan. Ada orang yang membujang karena belum mendapat pasangan. Sebenarnya hati sudah ingin menikah, mental OK, materi ada, tapi apalah daya jika jodoh belum kunjung tiba. Ada juga yang belum siap secara mental. Materi ada, calon di depan mata, namun belum berani menikah, ya tidak bisa dipaksa.” Jelas pria yang memutuskan menikah di usia 22 tahun ini.

Apapun alasan membujang, yang paling penting adalah orientasi yang jelas dari keputusan untuk tidak menikah dulu. Agar masa tersebut menjadi penuh makna. Tidak sia-sia begitu saja.

Bagaimana cara mengoptimalkan waktu bujangan? Mari belajar pada orang yang berpengalaman dan berhasil dalam pengalamannya. Siapa lagi jika bukan para ulama? Imam Ahmad bin Hanbal contohnya. Beliau menunda menikah sampai genap usianya mencapai empat puluh tahun untuk konsentrasi mencari ilmu. Begitu usianya genap, ilmunya mendalam, karya yang dihasilkan jelas, baru menikah. “Bujangan, tapi berprestasi!” tegasnya.

Menikah adalah regenerasi ketaqwaan. Alloh SWT memerintahkan kepada seluruh manusia agar bertaqwa, inilah frame besar seluruh aktivitas manusia dalam menjalani kehidupan ini. Elvin Sasmita, S.Kom memaparkan dalam bab “Tak Sekedar Mengakhiri Masa Lajang”. Menurutnya, “Inilah esensi dari Alloh menciptakan manusia dari diri yang satu (Adam) kemudian Alloh ciptakan istrinya (Hawa). Dengan hadirnya pasangan itu kemudian proses berkembang biaknya manusia pun dimulai. Kita semua berasal dari ayah dan ibu yang sama. Dalam ketaqwaan dan menggunakan nama Alloh kita saling meminta satu sama lain. Inilah hakikat dari berkembang biaknya manusia di bumi ini. Melakukan regenerasi ketaqwaan.” Jelas ayah dari tujuh orang anak ini.

Selain bab-bab yang sebagiannya telah dibahas di atas, buku dengan 86 halaman ini memiliki 15 bab keseluruhan yang sangat inspiratif. Dibahas pula kisah Julaibib yang beruntung mendapatkan bidadari dunia dan akhirat. Bagaimana Memilih Wanita Sesuai Sabda Nabi, Memilih Gadis atau Janda? Dan Menimbang keluarga Calon.

Dalam bab Fakta Jejak Langkah Proyek Iblis dan Solusinya, dipaparkan data dari Tod Callahan tentang angka hubungan seks diluar nikah yang membuat kita miris. Hasil survei perilaku seksual remaja di Indonesia dengan metode wawancara langsung terhadap 663 responden di 5 kota besar di Indonesia, berusia 15-25 tahun. Sebanyak 462 responden menjawab pernah melakukan seks di luar nikah. Dan 17% responden mengaku pernah melakukan aborsi.

Maka, untuk mengantisipasi semakin meluasnya dampak pergaulan bebas-yang dalam Islam disebut zina-, buku ini menawarkan solusi: menikah. Menikahlah! Karena Alloh Selalu Punya Rencana yang Jauh Lebih Baik. Kesemua bab tersebut memberikan arahan menyongsong dan meniti keluarga sesuai pedoman terbaik, Qur’an dan sunnah.

Jadi, ayo segera dapatkan buku ini! “Kemanakah Kulabuhkan Hati ini?”

(Nunu Karlina)

Additional information

Weight0,2 kg

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Kemanakah Kulabuhkan Hati Ini”

Your email address will not be published. Required fields are marked *

- Advertisement -
Google search engine
error: Content is protected !!